Judul Jurnal : PENGENDALIAN WAKTU DAN BIAYA PEKERJAAN KONSTRUKSI
SEBAGAI DAMPAK DARI PERUBAHAN DESAIN (Studi Kasus
Embung Irigasi Oenaem, Kecamatan Biboki Selatan, Kabupaten
Timor Tengah Utara)
PENULIS :Yunita
Afliana Messah
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah
menggambarkan pengendalian terhadap pengaruh perubahan desain
yang memberikan dampak pada waktu dan biaya pekerjaan konstruksi yang
mempengaruhi kinerja dari
pekerjaan konstruksi Embung Irigasi Oenaem. Penelitian ini menggunakan
dua metode pengendalian
yaitu Earned Value Analysis (EVA) dan
diintegrasikan metode pemendekan durasi jalur kritis (Crashing Duration) pada
Critical Path Methode (CPM) menggunakan penerapan kerja lembur sebagai alternatif
pengendalinya. Penggunaan kedua metode tersebut di atas maka dapat diketahui
dan diperoleh alternatif pengedalian waktu dan biaya pekerjaan konstruksi sebagai
dampak dari perubahan desain yang terjadi pada Proyek Pembangunan
Embung Irigasi
Oenaem. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terjadi penyimpangan
waktu sebesar
7 minggu maka total masa
kerja menjadi 37 minggu dari 30 minggu waktu rencana
dengan besaran biaya yang diestimasi adalah Rp. 9.489.206.129,03. Kemudian dikendalikan
menggunakan metode pemendekan durasi (Crashing Duration) dengan penerapan
kerja lembur maka masa kerjanya menjadi 35 minggu (5 minggu keterlambatan)
dengan besaran biaya Rp. 9.458.239.978,70 (belum termasuk PPN) dari total
nilai kontrak Rp Rp. 8.563.635.912,98 (belum termasuk PPN 10 %).
KESIMPULAN
Dari seluruh hasil penulisan, penulis
sudah menjelaskan semua hal secara detail dan sistematis. mulai dari
pendahuluan, tujuan, kajian pusaka, kesimpulan, saran, serta daftar pusaka.
Ditambah dengan adanya perhitungan yang mudah dipahami serta gambar dan grafik
disetiap penjelasannya membuat penulisan ini menjadi lebih menarik dan mudah
dipahami pula.
KELEBIHAN
1. Penulisan
jurnal ini sudah sangat jelas dan sistematis.
2. Kalimat
yang digunakan mudah dipahami.
3. Disertai
dengan gambar dan grafik sehingga percobaan tersebut dapat dipahami dengan
mudah.
KEKURANGAN
1. Ada
sedikit kata – kata yang kurang atau typo.
JUDUL JURNAL :
PEMILIHAN
METODE INTENSITAS HUJAN YANG SESUAI DENGAN
KARAKTERISTIK STASIUN PEKANBARU
PENULIS : Yohanna
Lilis Handayani
ABSTRAK
Intensitas hujan di Daerah Pengaliran
Sungai (DPS) dapat dihitung dari hasil pengukuran alat pengukur
hujan otomatis. Intensitas hujan juga dapat didekati dengan menggunakan metode Talbot,
Sherman dan Ishiguro. Besarnya intensitas hujan yang dihasilkan
oleh masing-masing metode
tersebut akan berbeda apabila dibandingkan dengan intensitas hujan
hasil pengukuran alat
pengukur hujan otomatis. Penelitian
dilakukan di stasiun hujan Pekanbaru Daerah Pengaliran Sungai Siak Riau. Hasil pengukuran
intensitas hujan dari alat
pengukur otomatis di stasiun tersebut akan dibandingkan dengan
hasil perhitungan intensitas
hujan menggunakan metode Talbot, Sherman dan Ishiguro. Uji
perbandingannya dengan uji peak-weighted root mean square error. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa metode intensitas hujan yang sesuai dengan
karakteristik data
stasiun Pekanbaru adalah metode Sherman untuk kala ulang 2, 5, 10 dan 100 tahun sedangkan
untuk kala ulang 20, 25 dan 50 tahun adalah metode Ishiguro. Intensitas hujan dengan
menggunakan metode Talbot tidak menunjukkan karakteristik data stasiun
Pekanbaru.
KELEBIHAN
1. Penulisan
jurnal ini sudah sangat jelas dan sistematis.
2. Kalimat
yang digunakan mudah dipahami.
3. Disertai
dengan gambar dan grafik sehingga percobaan tersebut dapat dipahami dengan
mudah.
KEKURANGAN
1. Kurang dijelaskan lagi
bagaimana cara mendapatkan data – data yang digunakan untuk rumus yang
disediakan.
JUDUL JURNAL : ANALISIS PENGGUNAAN BERBAGAI MERK
SEMEN PORTLAND
TYPE I UNTUK PEMBUATAN
BETON F’c 20 MPa DENGAN MENGGUNAKAN
AGREGAT DARI BINJAI
PENULIS : Joy Sandy
Pasaribu dan Rahmi Karolina
ABSTRAK
Seiring dengan banyaknya pemakaian
beton sebagai bahan konstruksi, secara tidak langsung memaksa para
ahli beton untuk menciptakan ide – ide baru dalam penyusunan bahan pencampur
beton. Beton dicampur dengan menggunakan merk semen yang berbeda, yaitu
semen padang PCC dan OPC, andalas PCC dan OPC, holcim PCC,
dan tigaroda PCC. Pencampuran semua merk semen tersebut pada proses pengecoran
menggunakan mix design beton yang sama, hanya jenis semen dan merk nya
saja berbeda. Pengujian yang dilakukan adalah waktu ikat semen
untuk semua merk, kuat tekan dan kuat tarik belah pada umur beton 28 hari. Dari
hasil pengujian diperoleh perbedaan hasil
slump yang tidak begitu signifikan, dimana nilai slum untuk semua merk dan
jenis semen 12±2 cm. Dari pengujian tersebut diperoleh kuat tekan dari enam
varian semen pada umur 28 hari untuk semen PCC didominasi oleh
semen SP dengan nilai 23.139 Mpa sedangkan nilai terendah diperoleh oleh semen
TR dengan nilai 20.999 Mpa, Sedangkan untuk semen OPC didominasi oleh
semen SAI dengan nilai 25.132 Mpa, sedangkan nilai terendah
diperoleh oleh semen SP dengan nilai 24.147 Mpa. Hasil pengujian kuat tarik
belah beton dari enam varian semen pada umur 28
hari untuk semen PCC didominasi oleh semen SP dengan nilai 4.243 Mpa sedangkan
nilai terendah diperoleh oleh semen HI dengan nilai 3.820
Mpa, sedangkan untuk semen OPC didominasi oleh semen SP dengan
nilai 4.149 Mpa sedangkan nilai terendah diperoleh oleh semen SAI dengan nilai
3.979 Mpa. Dari hasil pengujian tersebut kita dapat memperoleh hasil yang
membantu kita baik dalam memilih merk semen mana yang dapat
digunakan dalam proses pengecoran beton. Penelitian lanjutan juga dibutuhkan
untuk mendapatkan perkembangan terbaru dengan jenis semen dan merk semen
yang beredar dipasaran saat ini.
KELEBIHAN
1. Penulisan
jurnal ini sudah sangat jelas.
2. Kalimat
yang digunakan mudah dipahami.
3. Disertai
dengan grafik sehingga percobaan tersebut dapat dipahami dengan
mudah.
KEKURANGAN
1. Kurangnya
ilustrasi/gambar.
JUDUL JURNAL : PERBEDAAN
UMUR PENCAPAIAN KUAT TEKAN BETON DARI PEREKAT
SEMEN OPC, PPC DAN PCC
PENULIS : I Wayan Intara
ABSTRAK
Di pasaran sangat
sulit mendapatkan Semen Portland tipe I (OPC), yang beredar saat ini adalah PPC (portland
pozollan cement) dan PCC (portland composite cement). Semen jenis inilah yang
saat ini dipergunakan sebagai
bahan perekat dalam campuran beton. Pada usaha ready mix juga terjadi
persaingan yang demikian ketat,
sehingga untuk dapat tetap eksis mereka mensubstitusikan semen dengan fly
ash (abu terbang) untuk mendapatkan harga
lebih kompetitif. Permasalahan
muncul di lapangan pada saat pengetesan benda uji kubus maupun silinder, yaitu
pengujian sampel
beton dalam berbagai umur. Sering didapatkan data uji pada umur 3, 7, 14 hari
bahwa kuat tekan beton sesuai
dengan kuat tekan rencana bahkan lebih besar. Namun pada pengujian sampel yang
berumur 28 hari sering
menghasilkan nilai yang lebih kecil dari mutu rencana. Untuk menetukan nilai
kuat tekan pengujian pada umur
kurang dari 28 hari dikonversi dengan koefisien umur dan kuat tekan yang
dikutif dari PBI 71. Benda uji kubus yang dipergunakan dalam PBI
71 berasal dari semen tipe I. Oleh karena kontroversi tersebut penulis ingin mendapatkan
jawaban mengapa bisa terjadi permasalahan seperti di atas. PPC
maupun PCC merupakan Semen Portland Pozolan. Dari beberapa penelitian terhadap
kuat tekan beton
yang dihasilkan dari material pozolan sebagai pengganti sebagian semen antara
lain : fly ash, coverslag, spent catalis, serbuk batu tabas,
dan portland pozolan cement. Semua penelitian yang telah dilakukan oleh Barkiah
(2003), Suryabermansyah (2002), Sihotang (2008), Intara (2010), dan Salain
(2007) mendapatkan bahwa,
pada umur-umur awal (sebelum 28 hari) beton yang menggunakan pozolan sebagai
substitusi semen menghasilkan
nilai kuat tekan lebih rendah daripada beton dengan campuran semen tipe I
(semen normal/Ordinary
Portland Cement). Peningkatan kuat tekan terjadi setelah umur 28 hari.
KELEBIHAN
1. Penulisan
jurnal ini sudah sangat jelas.
2. Kalimat
yang digunakan mudah dipahami.
3. Disertai
dengan grafik sehingga percobaan tersebut dapat dipahami dengan
mudah.
KEKURANGAN
1. Kurangnya
ilustrasi/gambar.
JUDUL JURNAL : Investigasi Keandalan Struktur Beton Bertulang Dengan Alat Pundit Lab Pada
Bangunan Gedung Penunjang Pendidikan
PENULIS : Ery Radya Juarti , Yullianty Noorlaelasari
ABSTRAK
Politeknik memiliki bangunan fisik yang fungsinya
sangat strategis dalam melayani kepentingan pendidikan vokasi. Namun demikian
usia bangunan yang cukup tua,pemanfaatan bangunan untuk bengkel dan
laboratorium serta pemeliharaan yang ala kadarnya, mengakibatkan bangunan
banyak mengalami kerusakan. Perlu dilakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap
material pembentuk struktur bangunan gedung untuk mengetahui ketahanan
kontruksi bangunan gedung selama masa layan tertentu. Pada penelitian ini
dilakukan pengujian tidak merusak dengan Metode Ultrasonic Pulse Velocity (UPV),
dengan menggunakan alat “Proceq Pundit Lab”untuk mengetahui kualitas mutu
material beton pada elemen kolom dan balok bangunan gedung. Lokasi pengambilan
data di Politeknik Pos dilaksanakan pada 2 (dua) lokasi, yaitu pada bangunan
Gedung Rektorat dan Gedung Pendidikan masing-masing terdiri dari 3 lantai. Pada
bangunan gedung Politeknik Manufaktur dilaksanakan di 1 (satu) lokasi, yang
terdiri dari Gedung Rektorat, Gedung Kuliah dan Gedung Administrasi. Sedangkan
pada bangunan gedung Politeknik Negeri Bandung dilaksanakan pada 2 (dua)
lokasi, yaitu pada bangunan Gedung Direktorat dan Gedung A. Kegiatan yang
dilakukan meliputi : studi pustaka, pengujian lapangan, pengumpulan data dan
pembuatan laporan. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa gradasi kualitas mutu beton
pada bangunan-bangunan gedung penunjang pendidikan di 3 (tiga) Politeknik
tersebut masih memenuhi standar sehingga dapat dikatakan bahwa keandalan
struktur bangunan masih memenuhi untuk laik fungsi.
KELEBIHAN
1. Penulisan
jurnal ini sudah sangat jelas.
2. Kalimat
yang digunakan mudah dipahami.
3. Disertai
dengan grafik sehingga percobaan tersebut dapat dipahami dengan
mudah.
KEKURANGAN
1. Kurangnya
ilustrasi/gambar.
Comments
Post a Comment